DUDUK
DI LANTAI
Salah
Satu Sunnah Rasul
yang telah hilang
kini kembali
ﺍﻟﺮﺤﻤﻥ ﺍﻟﺭﺣﻴـﻢ ﷲ ﺒـﺴﻡ
Bagi mereka yang sering wisata kuliner akan lebih nyaman rasanya bila
memilih tempat makannya itu yang ada ruang lesehannya, dan ternyata hampir sebagian
besar rest kuliner ( baca rumah makan)
menyediakan tempat lesehan . Hal seperti demikian itu - yakni duduk di lantai, menggugah kita semua akan salah
satu Sunnah Rasul yang belakang ini jarang kita jumpai alias nyaris menghilang.
Syeh Ibnu Atha’illah
dalam kitab Al Hikam, berkata:
ﺍﻥ ﺭﻏـﺒﻚ ﺍﻟﺒـﺩﺍﯾﺍﺖ ﺯﻫـﺩﺗﻚ ﺍﻟـﻧﻬﺍﯾﺍﺖ ﺍﻦﺩﻋـﺍﻚ
ﺍﻟﯾﻬـﺍ ﻈﺍﻫﺭﻧﻬﺍﻚ ﻋﻧﻬﺍ ﺒـﺍﻃﻦ
inna roghobakalbadaayatu zahadatkalnihaayata in da’aaka
ilaihaa dzoohiru nahaaka ‘anhaa batlinun
“Jika awalnya
membuatmu tertarik, maka kesudahannya akan membuatmu jemu. Jika lahirnya
memikatmu , maka bathinya akan mencegahmu”
Pada saat
sebagian besar masyarakat kita terpesona dan terpikat oleh ukiran - ukiran ,
warna dan corak serta model-model sofa dan kursi tamu - telah
merubah cara pandang status sosial terhadap mereka yang duduk di kursi atau di sofa dengan mereka yang melantai. MEREKA YANG DUDUK DI
KURSI merasa , bahwa dia telah maju dan berada dalam level masyarakat
Now. Dan mereka beranggapan , bahwa melantai
merupakan cara hidup kuno yang dilakukan oleh masyarakat terdahulu – saat simiskin
atau kelompok sudra yang menghadap pada
juragannya. Pada sisi lain – para tokoh masyarakat - terutama eliter dari berbagai kalangan , jarang ( bila enggan dikatakan tidak pernah lagi ) saat makan atau dalam pertemuan - pertemuan – bahkan saat menerima tamu - duduk - duduk di atas lantai berbarengan .
Padahal sebenarnya
duduk di atas lantai merupakan
salah satu sunnah
Rasul ; juga merupakan warisan nenek moyang kita.
Khusus bagi
masyarakat Minangkabau , duduk di atas lantai pada waktu pertemuan keluarga yang
dipimpin oleh penghulu ( ninik –mamak ) mereka, makan bersama di atas lantai pada
waktu perayaan yang bersifat tradisional – seperti ketika ada selamatan
perkawinan dan rapat – rapat ninik - mamak – adalah adat yang begitu melekat dan
dipegang teguh sampai saat ini.
Sejarah
mencatat bahwa , kebiasaan Rasulullah SAW adalah ; beliau tidur di atas lantai
, dan duduk
di atas lantai
saat makan maupun dalam pertemuan – pertemuan yang diadakan beliau di
tengah-tengah pengikutnya, begitu juga saat menerima tamu.
Wallahu a’lam bi shoab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kami sangat simpati pada Anda , bila Anda merespon blog ini
Terima Kasih
Kota Jabon