Rabu, 24 Januari 2018

Sunnah Rasul



DUDUK DI LANTAI
Salah Satu Sunnah Rasul  
yang telah hilang
kini kembali
ﺍﻟﺮﺤﻤﻥ ﺍﻟﺭﺣﻴـﻢ ﺒـﺴﻡ

Bagi mereka yang sering wisata kuliner akan lebih nyaman rasanya bila memilih tempat makannya itu yang ada ruang lesehannya, dan ternyata hampir sebagian besar  rest kuliner   ( baca rumah makan) menyediakan tempat lesehan .                Hal seperti demikian itu - yakni duduk di lantai, menggugah kita semua akan salah satu Sunnah Rasul yang belakang ini jarang kita jumpai alias nyaris menghilang.
Syeh Ibnu Atha’illah dalam kitab Al Hikam, berkata:
ﺍﻥ ﺭﻏـﺒﻚ ﺍﻟﺒـﺩﺍﯾﺍﺖ ﺯﻫـﺩﺗﻚ ﺍﻟـﻧﻬﺍﯾﺍﺖ ﺍﻦﺩﻋـﺍﻚ ﺍﻟﯾﻬـﺍ ﻈﺍﻫﺭﻧﻬﺍﻚ ﻋﻧﻬﺍ ﺒـﺍﻃﻦ
inna roghobakalbadaayatu zahadatkalnihaayata in da’aaka ilaihaa dzoohiru nahaaka ‘anhaa batlinun
Jika awalnya membuatmu tertarik, maka kesudahannya akan membuatmu jemu. Jika lahirnya memikatmu , maka bathinya akan mencegahmu
Pada saat sebagian besar masyarakat kita terpesona dan terpikat oleh ukiran - ukiran , warna dan corak serta model-model sofa dan kursi tamu - telah merubah cara pandang status sosial terhadap mereka yang duduk di kursi atau di sofa dengan mereka yang melantai. MEREKA YANG DUDUK DI KURSI merasa , bahwa dia telah maju dan berada dalam level masyarakat Now. Dan mereka beranggapan , bahwa melantai merupakan cara hidup kuno yang dilakukan oleh masyarakat terdahulu – saat simiskin atau kelompok sudra yang menghadap  pada juragannya. Pada sisi lain – para tokoh masyarakat  - terutama eliter dari berbagai kalangan ,  jarang ( bila enggan dikatakan tidak pernah lagi ) saat makan atau dalam pertemuan  - pertemuan – bahkan saat menerima tamu - duduk - duduk di atas lantai berbarengan .
Padahal sebenarnya  duduk di atas lantai merupakan salah satu sunnah Rasul ; juga merupakan warisan nenek moyang kita.
Khusus bagi masyarakat Minangkabau , duduk di atas lantai pada waktu pertemuan keluarga yang dipimpin oleh penghulu   ( ninik –mamak ) mereka, makan bersama  di atas lantai  pada waktu perayaan yang bersifat tradisional – seperti ketika ada selamatan perkawinan dan rapat – rapat ninik -  mamak – adalah adat yang begitu melekat dan dipegang teguh sampai saat ini.
Sejarah mencatat bahwa , kebiasaan Rasulullah SAW adalah ; beliau tidur di atas lantai , dan duduk di atas lantai saat makan maupun dalam pertemuan – pertemuan yang diadakan beliau di tengah-tengah pengikutnya, begitu juga saat menerima tamu.

Wallahu a’lam bi shoab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kami sangat simpati pada Anda , bila Anda merespon blog ini
Terima Kasih
Kota Jabon